Melakukan perjalanan dari Merak ke Bakauheni memang bukan hal baru. Rute antarpulau itu sudah dibuka sejak lama 1912 atau sebelum republik bernama Indonesia berdiri.
Pelabuhan Merak bisa ditempuh dengan berbagai cara baik menggunakan kendaraan pribadi, atau angkutan umum. Karena saya baru saja melakukan interview salah satu Loker Jakarta, maka dipilihkan moda bus AKAP dari Terminal Kampung Rambutan.
Primajasa Ekonomi AC dipilih karena jumlah armadanya termasuk banyak sehingga mudah ditemui. Bus berangkat dari Kampung Rambutan pada pukul 07.00 pagi. Perjalanan ke Pelabuhan Merak memakan waktu tempuh sekitar empat jam.
Selama perjalanan, bus sempat transit di Terminal Serang pada pukul 09.30 pagi hanya untuk menurunkan dan mengangkut penumpang. Perjalanan kembali dilanjutkan dan tiba di Merak pada pukul 11.30 siang.
Letak Dermaga Eksekutif dan Reguler
Dermaga Eksekutif Merak masih berada satu lingkungan dengan dermaga reguler. Hanya saja gedung terminalnya berjarak agak jauh. Seturunnya dari bus, penumpang diberi pilihan antara dermaga eksekutif dan reguler. Jarak antara keduanya sekitar 200 meter.
Saya memilih terminal eksekutif dikarenakan dari segi pelayanan serta fasilitas, lebih baik dibandingkan reguler. Untuk harga, eksekutif memasang tarif 50 ribu rupiah untuk penumpang tanpa kendaraan alias naik angkutan umum. Keterangan lebih lengkap bisa lihat situs resmi ASDP di indonesiaferry.co.id.
Dari terminal ke kapal pun, penumpang berjalan melewati garbarata atau lorong yang biasa digunakan untuk penumpang pesawat. Penumpang masuk dari parkir dek kedua dan langsung diarahkan menuju kelas penumpang.
Menurut sejumlah sumber, perjalanan dari Merak ke Bakauheni menggunakan kapal eksekutif memakan waktu 1,5 jam. Akan tetapi setelah merasakan langsung, kapal sudah berjarak sekitar 10 meter dari daratan Sumatera setelah 60 menit perjalanan.
Fasilitas Kapal
Kapal yang digunakan ASDP untuk mengangkut penumpan berbeda-beda mulai dari Port Link 0, I, hingga III dan merupakan buatan Inggris. Ada juga tiga kapal buatan dalam negeri yakni KMP Batumandi, KMP Sebuku, dan KMP Legundi.
Kebetulan, kapal yang saya jajal adalah KMP Batumandi. Fasilitas yang dimiliki kapal tersebut termasuk layak. Kapal terdiri dari tiga lantai dek. Paling bawah untuk angkutan umum dan truk, satu tingkat di atas untuk kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Barulah dek lantai ketiga digunakan untuk kelas penumpang.
Terdapat dua kelas yakni ekonomi dan eksekutif. Namun, penumpang bebas memilih kursi dan kelas mana saja tanpa khawatir ditolak petugas. Di atas kelas penumpang, terdapat dek luar ruang yang bisa dinikmati penumpang untuk menikmati angin Selat Sunda.
Itulah pengalaman yang bisa diceritakan, barangkali informasi ini bermanfaat bagi Anda yang datang ke Jakarta untuk mencari lowongan pekerjaan seperti saya.
Semoga bermanfaat